KONDISI Rachel Maryam Sempat Dicemaskan, Mulan Jameela Ungkap Wajah Si Bayi Berselimut Noda Putih

KONDISI Rachel Maryam Sempat Dicemaskan, Mulan Jameela Ungkap Wajah Si Bayi Berselimut Noda Putih

admin Oktober 8, 2020

Kondisi Rachel Maryam setelah melahirkan sempat menuai sorotan, kini Mulan Jameela mengungkap kondisi sang bayi. Melalui Instagramnya, istri Ahmad Dhani itu mengunggah foto bayi Rachel Maryam yang baru dilahirkan. Namun foto tersebut langsung menjadi perhatian lantaran kondisi wajah sang bayi.

Terlihat wajah bayi mungil Rachel Maryam dipenuhi noda putih. Pada kolom komentar, banyak warganet yang menanyakan muka bayi Rachel Maryam yang dipenuhi bercak, noda, dan lapisan putih. Lapisan putih tersebut terlihat memenuhi seluruh muka sang bayi yang masih menggunakan selimut dan penutup kepala.

Lalu, apakah gangguan bernama vernix caseosa itu? Ternyata hal itu bukan gangguan atau penyakit, tetapi keadaan normal dialami bayi. Bahkan, gumpalan lemak tersebut bermanfaat bagi bayi itu sendiri yang dijelaskan seorang warganet bernama @ikke_allycia dalam unggahan tersebut.

Kemudian terkait kasus Rachel Maryam yang melahirkan secara caesar hingga dikabarkan sempat koma tersebut, spesialis obstetri & ginekologi memberikan penjelasannya. Namun sebelumnya, kabar Rachel Maryam sempat koma saat melahirkan bayi laki lakinya sempat diluruskan sang adik. Lebih lanjut, sang adik pun sempat mengungkap kondisi terkini Rachel Maryam yang sedang dalam tahap pemulihan.

Melansir dari Kompas.com, dokter spesialis obstetri & ginekologi sekaligus dekan di Fakultas Kedokteran Universitas Bandung, DR dr Wawang S Sukarya, SpOG (K), MARS, MH Kes menjelaskan, tujuan dari operasi seksio sesarea adalah untuk menyelamatkan ibu dan/atau anak. Dengan kata lain, langkah tersebut untuk mencegah kematian ibu dan/atau anak, karena kemungkinan akan terjadi komplikasi bila persalinan itu berlangsung melalui jalan lahir atau persalinan normal. Adapun indikasi kesehatan yang menjadi dasar pelaksanaan operasi bedah ini bisa berasal dari sang ibu, bisa juga ada pada janin di dalam kandungan.

Berikut ini indikasi indikasi yang dimaksud, berdasarkan penjelasan dr Wawang terkait kondisi ibu dan janin. Indikasi kondisi ibu: Panggul sempit absolut

Kegagalan melahirkan secara normal, karena rahim kurang kuat berkontraksi walau telah diberi obat pemicu kontraksi Tumor tumor di jalan lahir yang menyebabkan obstruksi (jalan lahir terhalang/tersumbat) Stenosis serviks atau vagina (tertutupnya vagina atau leher rahim)

Placenta previa (plasenta menutupi jalan lahir) Disproporsi sefalopelvik (besar kepala bayi dan panggul ibu tidak seimbang) Ruptura uteri membakat (ancaman robekan rahim).

Indikasi kondisi janin: Kelainan letak (misal posisi janin dalam rahim melintang) Gawat janin (pernafasan bayi di atas 160 atau bahkan di atas 180 kali/menit)

Prolapsus umbilikalis (tali pusat keluar mendahului bayi) Bayi besar (> 4 kg) Mencegah hipoksia janin (janin kekurangan oksigen), misal karena preeklampsia (tekanan darah tinggi yang menyertai kehamilan)

Tindakan medis ini dinilai lebih aman untuk dilakukan, apabila ada kondisi medis yang tidak mendukung dilakukannya persalinan normal dengan kemajuan ilmu kedokteran di masa sekarang. Seperti meningkatnya perawatan pra dan pasca bedah, penemuan antiobiotika dengan spektrum luas untuk mencegah dan mengobati infeksi, transfusi darah untuk mengatasi syok, dan kemajuan teknik anestesi (pembiusan). "Kemajuan teknik operasi, perkembangan ilmu perinatologi, serta bertambahnya tenaga terlatih," Wawang memaparkan sejumlah kemajuan yang dimaksud.

Dengan kondisi seperti sekarang ini, maka tindakan dan indikasi bedah caesar menjadi lebih aman dan luas, dibandingkan dengan tindakan yang sama di masa lalu. Akan tetapi, operasi ini bukannya tidak memiliki risiko sama sekali yakni memiliki risiko yang paling nyata adalah saat ibu akan kembali melahirkan di kehamilan selanjutnya. "Pada kehamilan berikutnya terutama waktu melahirkan, maka pada ibu ibu yang pernah operasi sesar mempunyai risiko yang meningkat, karena adanya parut pada rahim yang merupakan titik lemah," kata Wawang.

Oleh karena itu, di proses persalinan kehamilan selanjutnya, hanya tenaga profesional lah yang boleh menanganinya, yakni dokter di bidang spesialisasi obstetri dan ginekologi. Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.