Jumlah kasus terkonfirmasi positif virus corona (Covid 19) di Indonesia, bertambah 3.880 pasien per Minggu (8/11/2020). Dikutip dari , total kasus terkonfirmasi positif Covid 19 di Indonesia menjadi 437.716 pasien. Sebelumnya, pada Sabtu (7/11/2020), total kasus positif sebanyak 433.836 orang.
Lalu, jumlah pasien yang sembuh menjadi 368.298 di seluruh Indonesia. Pada hari sebelumnya, total pasien yang sembuh yakni 364.417 orang. Sehingga, ada penambahan pasien sembuh sebanyak 3.881 orang.
Kemudian, total ada 14.614 orang yang dinyatakan meninggal dunia hingga Minggu hari ini. Sementara, data Sabtu kemarin sebanyak 14.540 orang dinyatakan meninggal dunia. Sehingga, jumlah pasien Covid 19 yang meninggal dunia dalam 24 jam sebanyak 74 orang.
Masyarakat Indonesia dinilai lembaga penelitian dunia Ipsos, sebagai warga di lingkungan negara negara ASEAN, yang optimistis menaklukkan pandemi COVID 19. Berdasarkan survei Ipsos juga, menyatakan 75% masyarakat Indonesia optimis ekonomi akan menguat dalam 6 bulan mendatang. "Cepat atau lambat, optimisme ini berdasarkan fakta bahwa upaya 3T (testing, tracing dan treatment) pemerintah, terutama treatment atau pengobatan tentunya semakin membaik terus," kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID 19 dr Reisa Brotoasmoro, Jumat (6/11/2020), dikutip dari .
Beberapa alasan optimisme yang ada dalam survei Ipsos dipaparkan Reisa, sebesar 53% masyarakat optimis bantuan pemerintah untuk UMKM, 46% masyarakat optimis vaksin akan ditemukan, 37% masyarakat optimis bantuan tunai untuk masyarakat, 32% masyarakat optimis stimulus keuangan untuk pemilik usaha dan 30% masyarakat optimis terhadap program kartu prakerja. Optimisme ini kata Reisa, tak lepas dari disiplin masyarakat menerapkan 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan. Dan juga, laporan pantauan Satgas Penanganan COVID 19 telah menunjukkan sebagian besar masyarakat Indonesia tetap memakai masker dan menjaga jarak saat masa liburan panjang 28 Oktober 1 November lalu.
Bahkan saat ini disiplin mencuci tangan sudah tidak lepas dari kebiasaan sehari hari masyarakat Indonesia. Hal ini juga didukung hasil penelitian dari United Nation Children's Fund (UNICEF) dan Nielsen menunjukkan bahwa cuci tangan paling sering dipraktekkan masyarakat Indonesia. "Sayangnya, 3M sendiri masih dipraktekkan secara terpisah. Kadang rajin mencuci tangan, tetapi kurang disiplin pakai masker dan lengah menjaga jarak."
"Yang bagus sih, semuanya harus dilakukan secara bersamaan, satu paket, satu kesatuan." "Kalau dilakukan bersamaan maka risiko COVID 19 akan langsung turun drastis, dan penularannya bisa diturunkan sampai 0 persen," ujarnya. Lalu optimisme lain dari penelitian Ipsos menyebutkan, semangat tinggi dan upaya mencari dan juga menyediakan vaksin COVID 19.
Ada vaksin yang dikembangkan oleh Indonesia sendiri, ada yang kerjasama dengan negara negara lain dalam kerangka kerjasama global dan multilateral. Reisa lalu mengangkat sebuah opini di harian Kompas yang terbit 5 November 2020, yang ditulis Prof Gusti Ngurah Mahardika. Dalam opini tersebut Prof Mahardika menegaskan bahwa vaksin yang akan digunakan adalah vaksin yang pasti aman, dan berkhasiat yang tinggi.
Jika tidak, maka tidak akan masuk uji klinis fase akhir dan tidak akan mungkin disetujui Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM). "Dalam dialog saya dengan Profesor Mahardika, beliau mengingatkan bahwa kita semua punya andil dan berjasa dalam mensukseskan vaksinasi nanti." "Maka kita doakan bersama uji klinis dapat berlangsung dengan sukses, vaksin yang manjur akan hadir dan nanti dukung penuh proses vaksinasi di seluruh Indonesia," pesan Reisa.
Untuk itu ia mengajak masyarakat untuk optimis dan mendukung upaya 3T yang dilakukan pemerintah, sementara masyarakat sendiri dapat terus meningkatkan disiplin menerapkan 3M. "Mari berikan yang terbaik untuk negeri tercinta ini." "Berikan yang terbaik untuk menghentikan pandemi ini. Bersama kita pasti bisa," ajak Reisa.